fbpx
Article & News
Polusi Udara Juga Berdampak pada Risiko Depresi

 

Sudah bukan rahasia lagi kualitas udara di Jakarta sangatlah buruk. Polusi udara yang memasuki batas tidak sehat ini menempati posisi kedua kota dengan polusi terburuk setelah Delhi, India. Dikutip dari AirVisual, Kamis (7/11/2019) pukul 15.00, polusi Jakarta ada di angka Air Quality Index 167. Angka ini menunjukan kualitas udara yang buruk di Jakarta.

 

Kualitas udara yang buruk bisa berdampak pada gangguan paru-paru, jantung, bahkan otak. Udara yang tercemar tidak hanya berdampak pada fisik manusia tetapi juga bisa berdampak pada psikologisnya. Dilansir dari Times of India, campuran polusi udara yang berbahaya dapat merusak kesehatan mental juga.

 

Menurut sebuah jurnal yang diterbitkan dalam Lippincott Portfolio oleh Wolters Kluwer, kesehatan mental para remaja lebih rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh partikel-partikel udara. Partikel udara yang kotor mampu memperburuk kesehatan mental para remaja.

 

Sementara itu, menurut sebuah laporan yang diterbitkan dalam Ochsner Journal menunjukan data dari China yang diterbitkan pada tahun 2018. Setiap 1 peningkatan standar deviasi dalam hal partikular pada konsentrasi PM2.5 rata-rata meningkatkan kemungkinan memiliki penyakit mental (termasuk depresi) sebesar 6,67 persen.

 

Dari hasil studi di atas dapat kita peroleh kemungkinan besar kualitas udara yang buruk akan mempengaruhi tumbuh kembang mental seseorang khususnya anak-anak. Oleh karenanya udara kotor tidak hanya membuat paru-paru lemas, tetapi juga mempengaruhi cara berpikir seseorang.

 

Dengan begitu, untuk mengurangi kadar polusi bisa dilakukan dengan hal-hal sederhana. Seperti mengurangi penggunaan kendaraan pribadi saat berpergian. Hal ini dikarenakan Ibu Kota yang dipenuhi kendaran bermotor juga memperparah kualitas udara di Jakarta.

 

 

Sumber : https://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4775920/polusi-udara-juga-berdampak-pada-risiko-depresi

Dsg MKT : Kamis, 14 November 2019